Selasa, 19 Mei 2015

BAHTSUL MASAIL 008



Pertanyaan Ke-022 :

Bolehkah membayar zakat fitrah menggunakan uang terlebih dahulu sejumlah harga beras ?

Jawaban :

                Zakat fithrah harus dibayarkan dengan makanan pokok yang biasa dimakan di negeri tempat tinggalnya seperti beras di Negeri kita. Jadi tidak dapat digantikan dengan uang. Boleh menggunakan uang tapi uang tersebut ditukar dulu dengan beras. Lalu diniatkan dengan beras tersebut.

                Kewajiban zakat fithrah dengan makanan pokok dijelaskan dalam Kitab Kifayatul Akhyar Juz I hal. 188 :

( فيخرج صاعا من قوت بلده وقدره خمسة أرطال وثلث بالعراقي )

Juga diterangkan dalam Kitab-kitab lainnya yang tidak perlu kami sebutkan semuanya sehingga memperpanjang pembahasan.





Pertanyaan Ke-023 :

Apakah disyaratkan membayar zakat harus kepada 3 ashnaf ?

Jawaban :

                Zakat harta disyaratkan kepada sekurang-kurangnya 3 asnaf. Jika tidak ada maka dapat diserahkan kepada kurang dari 3 asnaf. Pada zaman sekarang sebenarnya sangat mudah dalam mencari 3 asnaf dari 8 asnaf yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah Ayat 60 yaitu :

1.       Orang fakir.
2.       Orang miskin.
3.       Amil Pengurus Zakat.
4.       Mu’allaf yang baru masuk Islam.
5.       Riqob : Budak yang sedang dalam proses membebaskan dirinya.
6.       Orang yang banyak utangnya.
7.       Orang yang berperang di jalan Allah swt.
8.      Orang dalam perantauan yang belum memiliki tempat tinggal tetap.

               

 
 
Pertanyaan Ke-024 :

Bagaimana hukumnya puasa pertengahan terakhir dari bulan Sya’ban ?

Jawaban :

Puasa di bulan Sya’ban hukumnya Sunnah dan merupakan bulan yang paling disukai nabi untuk berpuasa. Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Hadis Sunan Abi Daud, hadits ke 2432:

حدثنا أَحْمَدُ بنُ حَنْبَلٍ أخبرنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بنُ مَهْدِيَ عنْ مُعَاوِيَةَ بنِ صَالِحٍ عن عَبْدِ الله بنِ أبِي قَيْسٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ ، تَقُولُ: « كَانَ أحَبُّ الشُّهُورِ إلَى رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلّم أنْ يَصُومَهُ شَعْبَانُ ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ».

Namun demikian, sesudah pertengahan bulan Sya’ban, ada perbedaan hukum sebagai berikut:

1.       Jika sebelum pertengahan bulan Sya`ban, seseorang tidak mendawamkan puasa sunnah, maka setelah pertengahan bulan tersebut, ia tidak boleh melakukan puasa Sunnah.

2.       Jika sebelum pertengahan bulan Sya`ban, seseorang telah mendawamkan puasa sunnah, maka setelah pertengahan bulan tersebut, ia boleh melakukan puasa Sunnah.

Dijelaskan dalam Kitab I’anatuth thalibin, Jilid II, hal. 300 :

قوله: وكذا بعد نصف شعبـان) أي وكذلك يحرم الصوم بعد نصف شعبـان لـما صح من قوله : «إذا انتصف شعبـان فلا تصوموا» . (قوله: ما لـم يصله بـما قبله) أي مـحل الـحرمة ما لـم يصل صوم ما بعد النصف بـما قبله، فإن وصله به ولو بـيوم النصف، بأن صام خامس عشره وتالييه واستـمر إلـى آخر الشهر، فلا حرمة

Tidak ada komentar:

Posting Komentar