Selasa, 19 Mei 2015

AL KISAH 002: SITI QUROISYIN (1 DARI 3)



SITI QUROISYIN (KE-1 DARI 3)
 
  Bagi sebagian orang beliau dianggap sosok misterius dan mitos.
Raib dari tulisan buku-buku sejarah.
Ada juga yang menganggapnya sebagai sosok Jin.
Marilah kita mencoba untuk mengenali beliau.
Siapakah beliau sesungguhnya?
Bagaimana beliau bisa menjadi Ratu di Negara Jin?
Bagaimana peranan beliau dalam panggung sejarah?
Seberapa besar kedudukan beliau dalam pandangan Islam?
Mari bersama-sama kita bedah dan hayati berdasarkan cerita dari Almarhum Abah Sutawijaya dan referensi buku-buku sejarah.

Sayyidina Hamzah bin Abdul Mutholib adalah paman Nabi Muhammad saw yang paling dicintai oleh beliau. Islamnya Sayyidina Hamzah dan Sayyidina Umar memperkokoh benteng perjuangan Islam. Sebagian para shohabat mulai berani unjuk gigi dengan melaksanakan sholat di samping Ka'bah. Padahal pada waktu itu Kafir Quraisy masih dominan dan para sahabat Nabi minoritas.

Sayyidina Hamzah senantiasa melindungi Rosululloh saw. Rela mempertaruhkan nyawa demi Rosul. Beliau terkenal dengan kegagahan dan keberaniannya dalam bertempur membela Islam. Terbukti dalam Perang Badar. Sehingga beliau dijuluki Asadulloh (Singanya Alloh).     

Sayyidina Hamzah memiliki seorang putri yang sangat cantik jelita yang bernama Siti Quraisyin. Hasil pernikahannya dengan seorang wanita Arab Badwi (Arab Kampung) yang ada di pinggiran Kota Madinah. Di Madinah pada masa itu terbagi dalam beberapa komunitas.

Komunitas kaum anshor terbagi menjadi 2 suku besar yaitu Suku Aus dan Suku Khajraj. Sedangkan Kaum Muhajirin hidup membaur menumpang bersama kaum Anshor.  Ada juga komunitas Yahudi yg terdiri 3 suku besar yaitu Bani Nadzir, Bani Quraidzoh, dan Bani Qoinuqo'.
Kaum muslimin berdamai dengan orang yahudi madinah dengan mendeklarasikan piagam madinah. Namun berkali-kali kaum yahudi mengkhianati perjanjian dan menusuk dari belakang. Mereka senantiasa mengintai kelemahan orang Islam.
 
Sayyidina Hamzah diberi tugas oleh Rasululloh Saw untuk melakukan investigasi atas pelanggaran kaum yahudi. Jika bukti-bukti mencukupi maka Rasululloh Saw akan memberi sanksi yang tegas kepada yang bersalah sebagaimana tercantum dalam perjanjian Piagam Madinah.
 
Sayyidina Hamzah mengunjungi Istri dan Putrinya Siti Quraisyin di Kampung Badwi. Ternyata sang mertua adalah antek yahudi. Dia melaporkan keberadaan Sayyidina Hamzah kepada Raja Madayim pimpinan kafir yahudi. Raja Madayim hendak melakukan konspirasi untuk membunuh Sayyidina Hamzah. Tapi Allah swt membongkar makar mereka. Malaikat Jibril turun memberi tahu dan menyuruh beliau segera keluar. Sayyidina Hamzah pergi keluar sambil membawa sang bocah Siti Quraisyin yang masih kecil.
 
Ditengah perjalanan Sayyidina Hamzah bertemu dengan keponakannya Sayyidina Ali bin Abi Tholib. Sang bocah Siti Quraisyin hendak dititipkan kepada Sayyidina Ali. Namun Sayyidina Ali menolak karena beliau hendak berangkat berperang bersama Rosululloh saw menghadapi Kafir Quraisy. Diusulkan oleh beliau agar sang bocah ditaruh saja pada tempat aman, nanti ada rombongan kaum muslimin yang akan membawanya ke Madinah.
 
Terjadilah apa yang sudah digariskan oleh Allah swt. Suratan takdir tidak dapat dicegah. Ada tentara Jin sedang patroli melewati tempat tersebut. Namanya Jin Usal Asil. Ia kasihan pada sang bocah. Dibawalah bocah tersebut menghadap Raja Jin Ahmad Abdullah Safari. Raja Safari adalah seorang Raja pada Negara Azraq salah satu Kerajaan Jin. Siti Quraisyin diangkat anak oleh Raja Jin Ahmad Safari. Diasuhnya sampai tumbuh dewasa.
 

1 komentar: