Selasa, 19 Mei 2015

BAHTSUL MASAIL 007



Pertanyaan Ke-019 :

Berdasarkan Surat At-Taubah Ayat 103:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Seorang ‘Amil diperintahkan untuk mengambil zakat dari orang-orang kaya. Apakah dalam pengambilannya ini harus dengan akad ijab qobul atau boleh dengan paksaan ?

Jawaban :

Amil mengambil zakat harus seizin si pemiliknya. Jika tidak diizinkan maka tidak mencukupi sebagai zakat (tidak sah). Hal ini dijelaskan dalam Kitab Hasyiyah Jamal Juz II Hal. 284 dan Kitab Nihayatul Muhtaj juz II Hal. 117 sebagai berikut :
حاشية الجمل جزء 2 ص : 284
لَا يَجُوزُ إخْرَاجُهَا عَنْهُ إلَّا بِإِذْنِهِ ) فَإِنْ لَمْ يَأْذَنْ لَمْ يَجْزِهِ
نهاية المجتاج جزء 2 ص : 117
فَإِنْ لَمْ يَأْذَنْ لَمْ يُجْزِهِ جَزْمًا لِأَنَّهَا عِبَادَةٌ تَفْتَقِرُ إلَى نِيَّةٍ فَلَا تَسْقُطُ عَمَّنْ كُلِّفَ بِهَا بِدُونِ إذْنِه





Pertanyaan Ke-020 :

Bolehkah membayar zakat dalam bentuk paket hadiah kepada para pelanggan ?

Jawaban :

                Boleh memberikan zakat kepada para pelanggan jika mereka termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat seperti orang miskin atau banyak utang (lihat Bahsul Masail Pertanyaan Ke-16). Tapi zakat adalah ibadah khusus yang tidak bisa dicampur dengan muamalah lainnya. Zakat tidak boleh digabungkan dengan membayar upah, bonus, hadiah atau membayar hutang. Jadi zakat kepada pelanggan jangan dikaitkan dengan paket hadiah.






Pertanyaan Ke-21 :

Mana yang lebih utama membayar zakat lewat BAZIS atau membayar sendiri ?

Jawaban :

                Keutamaannya tergantung kepada kemaslahatan umat. Jika lebih maslahat disalurkan lewat pemerintah maka sebaiknya disalurkan lewat pemerintah. Jika lebih maslahat diberikan langsung maka sebaiknya diserahkan langsung oleh diri sendiri.

Dasar membayar zakat melalui pemerintah atau badan yang ditunjuk pemerintah seperti Badan Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (BAZIS) adalah kewajiban taat kepada Pemerintah apalagi pemerintah yang adil. Hal ini dijelaskan dalam Kitab Nashoihud Diniyyah hal 34 sebagai berikut :

ثم أعلم أنه متى طلب السلطان العادل أن تحمل الزكاة إليه وجب ذلك، وبرئت ذمة المزكي بدفعها إليه. وكانت العهدة على السلطان في التفريق . وكذلك إذا طلبه السلطان الذي ليس بعادل، وذلك لخوف الفتنة وافتراق الكلمة. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar