Pertanyaan Ke-52 :
Bagaimanakah hukumnya ijab qobul pernikahan yang dibalik,
qobul dulu baru ijab ?
Jawaban :
Ijab Qobulnya Sah asalkan
lafadz Ijab Qobulnya benar. Sebagaimana diterangkan di dalam Kitab Nihayatuz
Zain halaman 301 :
وصح النكاح بتقدم قبول على إيجاب لحصول المقصود
وذلك كأن يقول الزوج قبلت نكاح فلانة فيقول الولي أنكحتكها ويقول الزوج زوجني
فلانة مع قول الآخر عقبه زوجتك ويقول الولي تزوج بنتي فلانة مع قول الزوج عقبه
تزوجتها لوجود الطلب الجازم الدال على الرضا
(نهاية الزين ص ٣٠١)
Pertanyaan Ke-53 :
Bagaimanakah hukumnya pernikahan beda agama ? Bagaimana
status anaknya ? Apakah sang anak mendapatkan warisan ?
Jawaban :
Hukum pernikahan beda agama
diperinci menjadi 2 bagian :
1.
Tidak sah dan haram jika
:
· Calon
suaminya kafir (Non Muslim), atau
· Calon
isterinya kafir yang bukan kafir ahlul kitab (kitabi)
2.
Sah, tapi makruh jika
calon isteri itu kafir kitabi. Kafir kitabi adalah orang nasroni dan yahudi
dengan syarat nenek moyangnya sudah masuk agama tersebut sebelum diutusnya
Rosululloh saw.
Di Indonesia, dapat dipastikan
tidak ada kafir kitabi yang seperti itu, maka pernikahan beda agama di Indonesia
tidak sah. Orang Kristen dan Yahudi zaman sekarang bukan lagi kafir
kitabi.
Karena pernikahan tidak sah, maka
anak hasil pernikahan beda agama dianggap anak zina. Anak hasil zina punya hak
waris hanya dari Ibunya, tidak dari bapaknya. Secara biologis bisa jadi memang
sebagai bapaknya, tapi secara syari’at bukan sebagai bapaknya.
Dasar hukumnya berdasarkan Al-Qur’an
Ayat 221 :
وَلَا تَنْكِحُوا
الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ
وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا
وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ
يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ
بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (البقرة :
۲۲١)
“Dan
janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran”.
(Q.S.
Al-Baqoroh : 221)
Masalah ini diterangkan dalam
kitab Asy-Syarqowi Juz II halaman 237 sebagai berikut :
(و
نكاح المسلم كافرة غير كتابية خالصة) كأن كانت وثنية .................. (ان لم
تدخل اصولها في ذلك الدين بعد نسخه) و بعثة نبينا صلى الله عليه و سلم ناسخة لهما
(الشرقاوي : ۲٣٧)
Pertanyaan Ke-54 :
Bagaimana hukumnya bayi tabung ?
Jawaban :
Hukumnya memproses bayi tabung
ditafsil sebagai berikut :
1. Jika
mani yang ditabung dan yang dimasukkan ke dalam rahim wanita ternyata bukan
mani suami istri, maka hukumnya haram.
2. Apabila
mani yang ditabung tersebut mani suami istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak
muhtarom, maka hukumnya juga haram.
3. Apabila
mani yang ditabung itu mani suami istri dan cara mengeluarkannya termasuk
muhtarom, serta dimasukkan dalam rahim istrinya sendiri, maka hukumnya boleh.
Keterangan
: Mani muhtarom adalah mani yang dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang
oleh syara’.
Masalah ini dibahas di dalam
Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz III Halaman 113 dan Kitab Hikmatut Tasyri’ Wa
Falsafatuhu Juz II Halaman 48 sebagai berikut :
تفسير
ابن كثير جزء 3 ص : 113
ما من ذنب بعد الشرك أعظم عند الله من نطفة وضعها رجل في رحم لا يحل
له
حكمة التشريع وفلسفته جزء 2 ص : 48
من كان
يؤمن بالله واليوم الاخر فلايسقين ماءه زرع اخيه
Tidak ada komentar:
Posting Komentar