Rabu, 24 Juni 2015

BAHTSUL MASAIL 017



Pertanyaan Ke-49 :

Bagaimanakah hukumnya perceraian melalui alat komunikasi seperti Handphone ?

Jawaban :

Jika talaknya disampaikan melalui layanan panggilan telepon maka jatuhlah talaknya, karena disampaikan secara lisan.

Jika talaknya disampaikan melalui layanan SMS, maka hukumnya ditafsil sebagai berikut :

1.       Jika tidak diniati tholaq dan tidak diucapkan maka tidak jatuh tholaq.

2.       Jika diniati tholaq atau diucapkan maka jatuhlah tholaq.

Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam masalah perceraian.  Jangan meremehkan atau mempermainkan masalah ini. Harus dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang, karena perceraian adalah perkara halal yang paling dibenci oleh Allah swt.

Masalah ini dijelaskan di dalam Kitab I’anatuth Tholibin Juz 4 Halaman 16 :

(فرع) لو كتب صريح طلاق أو كنايته ولم ينو إيقاع الطلاق فلغو ما لم يتلفظ حال الكتابة أو بعدها بصريح ما كتبه ( اعانة الطالبين جزء ٤ ص ١٦ )







Pertanyaan Ke-50 :

Bagaimana hukumnya perwalian nikah melalui handphone ?

Jawaban :

Hukumnya tidak sah sebab antara yang melakukan ijab dan yang melakukan qobul pernikahan tidak dalam satu majlis.

                Sebagaimana diterangkan dalam Kitab Nihayatuz Zain halaman 306 :

فلو سمعا الإيجاب والقبول من غير رؤية للموجب والقابل ولكن جزما في أنفسهما بأن الموجب والقابل فلان وفلان لم يكف ذلك لذلك (نهاية الزين ص ٣٠٦)







Pertanyaan Ke-51 :

Bagaimana hukumnya perceraian (Talak) yang dipaksakan?

Jawaban :

Tidak sah tholaq karena dipaksa dengan syarat :

1.         Paksaan yang membahayakan jiwa, kehormatan, atau harta yang berharga, yang sekiranya tidak dituruti paksaan tersebut, maka orang yang memaksa akan membuktikan langsung ancamannya.

2.         Bukan paksaan dengan haq. Jika paksaan karena haq maka tholaqnya sah. Seperti ancaman membunuh dari ahli waris korban kepada orang yang membunuh korban dengan sengaja. Misalnya dikatakan kepada orang tersebut : jika kamu tidak menceraikan istrimu, maka aku akan membunuhmu. Lalu orang tersebut berkata : aku ceraikan istriku. Maka jatuhlah tholaqnya.

Hal ini dijelaskan secara gamblang dan terperinci di dalam Kitab Fathul Mu’in hal. 112 – 113

 ( لا ) طلاق ( مكره ) بغير حق ( بمحذور ) مناسب كحبس طويل وكذا قليل لذي مروءه وصفعة له في الملأ وكإتلاف مال يضيق عليه بخلاف نحو خمسة دراهم في حق موسر وشرط الإكراه قدرة المكره على تحقيق ما هدد به عاجلا بولاية أو تغلب وعجز المكره عن دفعه بفرار أو استغاثة وظنه أنه إن امتنع فعل ما خوفه به ناجزا فلا يتحقق العجز بدون اجتماع ذلك كله ولا يشترط التورية بأن ينوي غير زوجته أو يقول سرا عقبه إن شاء الله فإذا قصد المكره الإيقاع للطلاق وقع كما إذا أكره بحق كأن قال مستحق القود طلق زوجتك وإلا قتلتك بقتلك أبي أو قال رجل لآخر طلقها أو لأقتلنك غدا فطلق فيقع فيهما

Tidak ada komentar:

Posting Komentar