NYI
MAS AYU GANDASARI:
SRIKANDI
SYAHADAT
(KISAH
KE – 3 DARI 5)
Medan
Sayembara disiapkan di lapangan Panguragan. Umbul-umbul dan aneka hiasan
meramaikan suasana sayembaya. Para peserta sayembara dari 25 negara dan para
pengiringnya sudah hadir. Demikian juga rakyat Cirebon dan sekitarnya hadir.
Sehingga pinggir lapangan dipenuhi pengunjung.
Bunga Melati : Putih dan Wangi
Nyi
Mas Ayu Gandasari memasuki arena sayembara yang sudah diberi garis pembatas.
Keluarlah seorang putri yang cantik, indah dan gemerlap laksana bidadari yang
turun dari surga. Harum semerbak nan wangi tercium bagaikan bau harum bunga
melati. Orang-orang dari 25 negara demi melihat sang putri terlongong-longong
matanya tidak berkedip.
Nyi Mas Ayu Gandasari menantang para
peserta sayembara: "Hai orang-orang 25 negara. Rebutlah tubuhku. Barang
siapa yang bisa menangkapnya sungguh jantan. Unggulilah kesaktianku niscaya aku
mengabdi kepadanya". Para peserta sayembara dari 25 negara serentak saling
berebut mendahului untuk menangkap Sang Putri. Sang Putri siap siaga.
Dengan gugup Ki Gedeng Plered berusaha
menangkapnya, sang putri melesat ke atas. Ki Gedeng Plered ditendang jatuh
terjengkang. Ki Gedeng Plumbon melambai-lambai sambil merayu "Dinda
turunlah sini biar dituntun kakanda. Sepanjang umur kanda siap hidup
bersama". Sang Putri turun sambil mendupak Ki Gedeng Plumbon jatuh
terjengkang berguling di tanah. Diinjak perutnya yang buncit. Aduuhhh.
Ki Ujung Gebang Pendekar sakti dari Gebang
mencoba menubruk Gandasari tapi meleset. Karenanya jatuh tengkurap. Ki Gedeng
Kandanggaru menyandak, Gandasari melesat. Ia dikejar sampai pedesaan. Gandasari
masuk ke dalam hutan, seluruh dedaunan dan pepohonan yang tersentuh akan berbau
harum. Sebab harumnya Nyi Mas Gandasari melebih harumnya bunga atau minyak
wangi. Karena tubuhnya harum memakai kembang dari para Aruman (Jin Ifrit).
Dinamakanlah hutan tersebut dengan nama
Wanasari (artinya: hutan dengan kembang yang wangi, sekarang ada di Bangodua
Indramayu). Gandasari lari ke pesawahan. Ki Gedeng Kandanggaru berusaha
memegang tapi tidak kunjung kena. Akhirnya dia terserimpet oleh padi merah lalu
jatuh dengan kepala nyungsep ke sawah. Sang Putri Gandasari meledek.
Ki Gedeng pulang karena malu sambil
berkata "Jangan sekali-kali anak cucuku menanam padi merah karena aku mendapat
malu karena padi merah". Sang Putri kembali ke gelanggang. Orang-orang
ramai gegap gempita berjubel-jubel.
Seorang Putra Dalem dari Indramayu yang
bernama Satria Indrakusuma meluncurkan anak panah yang diujungnya ada surat
cinta kepada Nyi Mas Gandasari. Anak panah dilepaskan, dengan sigap anak panah
tersebut ditangkis. Ia mengetahui tulisan yang ada di anak panah tersebut. Sang
Putri membalas melepaskan anak panah secepat kilat mengenai tubuh Satria
Indrakusuma. Karenanya ia jatuh berguling di tanah dengan disuraki gemuruh. Saking
malunya, orang-orang Indramayu semuanya mengundurkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar